Selasa, 27 September 2016

Peran Saintis dalam Eksplorasi Energi di Laut Indonesia

Yuda Sukama, 1606894622

Pendahuluan
            Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia. Dengan sekitar tujuh belas ribu pulau yang membentang dari Sabang sampai dengan Merauke. 65% dari total wilayah Indonesia merupakan wilayah laut. Indonesia memiliki luas laut sekitar 5,9 juta km2 yang terdiri dari wilayah teritorial sebesar 3,2 juta km2 dan wilayah Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) sebesar 2,7 juta km2. Oleh karena itu, menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara yang memiliki lautan terluas di dunia. Disamping itu, Indonesia terletak di antara dua samudra yang menjadikan Indonesia memiliki keanekaragaman sumber daya alam yang sangat melimpah. Sumber daya alam yang ada di Indonesia seperti sumber daya alam hayati dan sumber daya alam non-hayati. Sumber daya alam hayati yaitu sumber daya makhluk hidup, seperti ikan, tumbuhan laut, dan biota laut lainnya. Sedangkan sumber daya alam non-hayati yaitu sumber daya bukan makhluk hidup, baik sumber daya terbatas maupun sumber daya tak terbatas. Beberapa contoh sumber daya alam non-hayati seperti bahan tambang, air, angin, pariwisata, transportasi, dan lain sebagainya. Dalam essay ini, akan dibahas mengenai eksplorasi sumber daya alam non-hayati di Indonesia dan juga peran saintis untuk mengeksplornya.

Sumber Daya Laut
            Dengan luasnya laut Indonesia, banyak sumber daya di laut yang dapat dieksplorasi lebih jauh untuk kepentingan ekonomi bagi Indonesia. Salah satu contoh sumber daya alam yang dapat dieksplorasi yaitu sumber daya alam non-hayati sektor minyak, gas, dan mineral. Richardson (2008) menyebutkan area pesisir dan laut lepas memproduksi sekitar 70% dari total produksi minyak dan gas. Menurut data yang diterima, dari sektor minyak dan gas, offshore sebesar US$ 68 miliar. Hasil tersebut hanya sebesar 70% berasal dari produksi minyak dan gas sekitar pesisir pantai. Minyak dan gas merupakan salah satu sektor yang sangat penting bagi perekonomian Indonesia. Dalam beberapa tahun ini, kontribusi minyak dan gas di Indonesia sangat berpengaruh terhadap harga minyak dan gas global. Statistik membuktikan kenaikan eksplorasi minyak terus meningkat tahun 2008-2010 dengan rata-rata sekitar 930,1 ribu barel per hari pada tahun 2008 dan terus meningkat hingga rata-rata sekitar 953,9 ribu barel per hari pada tahun 2010.
            Studi juga menyebutkan terdapat 60 cekungan yang berpotensi untuk memperoleh minyak dan gas yang besar. 40 cekungan berada di pesisir, 14 cekungan berada di pantai, dan hanya 6 cekungan yang berada di daratan. Semua cekungan berpotensi untuk menghasilkan sekitar 11.3 × 109 barel. Penambangan gas mencapai sekitar 101.7 × 1012 kaki kubik (1 meter kubik sama dengan 35.3146665722 kaki kubik). Area-area ini juga kaya akan beberapa jenis tambang mineral seperti emas, perak, besi, dan beberapa mineral berat lainnya. Kekayaan alam ini harus diimbangi dengan eksplorasi yang baik. Oleh sebab itu, peran saintis dibutuhkan untuk meningkatkan mutu kerja penambang minyak dan gas.

Krisis Minyak, Gas, dan Mineral
            Minyak, gas, dan mineral merupakan sumber daya alam non-hayati yang terbatas menjadikan minyak, gas, dan mineral mengalami krisis. Indonesia di ambang krisis energi. Cadangan minyak di Indonesia diperkirakan akan habis sekitar 11 tahun mendatang. Cadangan minyak Indonesia sekitar 3.7 miliar barel. Sedangkan produksi minyak rata-rata sekitar 800 ribu barel per hari. Jika tidak ditemukan cadangan minyak baru, cadangan minyak lama akan habis sekitar 11 tahun lagi. Masalah yang sebenarnya yaitu Indonesia belum menemukan cara untuk mencari jalan keluar dari permasalahan krisis energi ini.
            Minyak dan bahan bakar fosil lainnya menjadi salah satu bahan baku dari terciptanya energi listrik. Hampir 90% dari pembangkit listrik masih menggunakan energi fosil. Dengan berkurangnya energi fosil, maka akan semakin berkurangnya pasokan energi listrik. Untuk mengakali kriris energi ini, para saintis mulai menciptakan beberapa energi alternatif dengan pembangkit listrik yang menggunakan sangat sedikit energi fosilnya. Indonesia mempunyai beragam potensi untuk menciptakan energi alternatif, antara lain panas bumi atau geotermal, tenaga angin laut, tenaga surya, tenaga gelombang, dan lain sebagainya.
            Disisi lain, energi yang selama ini kita gunakan hampir semuanya merupakan energi terbatas. Beberapa data menyebutkan bahwa energi akan habis sekitar 11 tahun mendatang.

Peran Saintis untuk Meningkatkan Kebutuhan Energi
            Oleh sebab itu, untuk menghemat energi yang terbatas agar tidak habis, para saintis mulai mencari energi alternatif yang dapat diciptakan hingga energi tersebut tidak akan habis. Salah satu contoh energi yang dapat diciptakan dari sektor laut yaitu penggunaan turbin laut dengan gelombang arus laut. Turbin laut ini harus diletakkan disekitar pantai atau dilautan yang dekat dengan daratan sebagai tempat untuk menyimpan cadangan energi listrik. Syarat daerah perairan yang efisien untuk menjadi tempat turbin menciptakan energi yaitu memiliki kedalaman berkisar 20 meter dan memiliki kecepatan arus laut berkisar 2 m/s. Jika turbin diletakkan di tengah laut, syarat perairan yang layak yaitu memiliki kedalaman berkisar 190 meter dan memiliki kecepatan arus berkisar 0.5 m/s. Tetapi jika turbin laut di letakkan di tengah laut, akan sangat sulit untuk mendirikan tempat penampung energi listriknya.
            Energi alternatif lain yaitu energi panas bumi. Energi panas bumi menggunakan energi dari panas dalam perut bumi. Pembangkit energi dengan panas bumi akan terletak disekitar gunung vulkanik karena panas bumi terdekat yang dapat dicapai berada disekitar gunung vulkanik. Energi yang dihasilkan termasuk besar dan tentunya energi ini tidak akan habis.

Kesimpulan
            Energi yang sebagian besar masyarakat gunakan adalah energi yang terbatas dan akan habis tidak lama dari sekarang. Oleh karena itu, para saintis dituntut untuk menciptakan energi yang dapat menjadi pengganti dari energi yang dipakai sebelumnya atau energi fosil. Energi alternatif yang dapat digunakan yaitu energi tenaga arus laut atau gelombang laut dan energi tenaga geotermal atau panas bumi. Dengan hanya menciptakan berbagai energi alternatif, akan sangat sia-sia jika masyarakatnya tidak menggunakan energi alternatif tersebut dan tetap menggunakan energi fosil. Oleh karena itu, Masyarakat pun diharuskan untuk mengalihkan energi fosil ke energi listrik. Contoh dari pengalihan energi dari energi fosil ke energi alternatif ini yaitu menggunakan kendaraan listrik, menghemat sumber energi dari minyak dan gas, dan mengganti alat-alat yang menggunakan minyak menjadi alat-alat yang menggunakan energi listrik.

Referensi